Bab 1 sistem Reproduksi pada Manusia
A. Pembelahan Sel
*Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Sel mengalami pembelahan karena untuk pertumbuhan, perbaikan dan reproduksi.(Pertumbuhan) Salah satu ciri makhluk hidup adalah pertumbuhan. Makhluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak. Semakin banyak sel dalam makhluk hidup maka semakin besar ukuran makhluk hidup itu.Pembelahan sel terjadi untuk kelangsungan hidup bagi semua makhluk hidup. Mengapa perlu pembelahan sel? Karena pembelahan sel berguna untuk pertumbuhan, perbaikan dan reproduksi.(Perbaikan) Ketika tubuh terluka, setelah beberapa waktu bagian tubuh yang luka akan menutup seperti semula. Bagian tubuh yang mengalami luka itu terjadi kerusakan jaringan. Perbaikan kerusakan jaringan pada tubuh adalah hasil proses pembelahan sel.(Reproduksi) Reproduksi atau perkembangbiakan adalah salah satu ciri makhluk hidup. Para proses reproduksi seksual, diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru (anakan). Proses pembentukan sel kelamin ini dilakukan dengan cara pembelahan sel. (*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembelahan Sel: Pembelahan Mitosis dan Meiosis", https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/03/150009569/pembelahan-sel-pembelahan-mitosis-dan-meiosis?page=all.Penulis : Arum Sutrisni Putri Editor : Arum Sutrisni Putri) Terapat dua jenis pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis.
*Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini dihasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan kromosom sel induk.*(https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/03/150009569/pembelahan-sel-pembelahan-mitosis-dan-meiosis?page=all.)Pada pembelahan mitosis sel dapat menghasilkan dua sel anakan yang memiliki karakter indentik secara genetik dengan sel induk.*Artinya kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika sama, termasuk sama jumlah kromosom dengan induk.Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). Pada tahap akhir pembelahan mitosis (fase telofase), umumnya selalu diikuti pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis. Saat sitokinesis, terbentuk cincin pembelahan yang berfungsi membagi sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anakan. Empat fase pembelahan mitosis adalah profase, metafase, anafase, dan telofase.(Profase) Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen); Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom. (Metafase) Kromosom berjejer pada bidang pembelahan. (Anafase) Kromatid saudara dari setiap pasangan memisah menuju kutub yang berlawanan; Pada akhir anafase kedua kutub sel memiliki kromosom yang jumlahnya sama. (Telofase) Membran inti mulai kembali bergabung; Kromosom mulai meregang. *https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/03/150009569/pembelahan-sel-pembelahan-mitosis-dan-meiosis?page=all.) Sedangkan pembelahan meiosis dapat menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing sel anakan hanya memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk.*Pembelahan meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan meiosis berfungsi untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk.Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut haploid. Maka, pembelahan sel meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi.Pembelahan meiosis berlangsung dalam 2 tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II.Fase pembelahan meiosis I adalah: Profase I Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan; Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom dan kromosom homolog berpasangan; Terjadi pindah silang (pertukaran segemen molekul DNA yang sesuai di antara kromatid non saudara). Metafase I Kromosom berjejer pada bidang pembelahan. Anafase I Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan. Telofase I Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan; Membran inti mulai terbentuk kembali; Sitokinesis menyebabkan terbentuknya dua sel anakan yang bersifat haploid. Fase pembelahan meiosis II adalah: Profase II Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk gelendong pembelahan; Kromatid mulai bergerak ke bidang pembelahan. Metafase II Kromosom berjejer pada bidang pembelahan. Anafase II Kromatid terpisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan. Telofase II Nukleus terbentuk, kromosom terurai membentuk kromatin, dan sitokinesis terjadi
.*https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/03/150009569/pembelahan-sel-pembelahan-mitosis-dan-meiosis?page=all.)
Sumber gambar (https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pembelahan-sel-dengan-meiosis-2488/#:~:text=Ini%20terdiri%20dari%20dua%20macam,menjadi%20setengah%20dalam%20sel%20anak.)Fase Meiosis I Fase ini dimulai setelah replikasi kromosom induk untuk menghasilkan kromatid yang identik pada fase S. Pada awal profase I, kromosom memendek, menebal, dan berduplikasi. Kemudian pada pertengahan profase I, sentrosom bergerak ke kutub yang berlawanan. Kromosom juga melakukan pindah silang atau crossing over. Di akhir profase I, ujung benang gelendong melekat ke kedua kinetokor.Pada profase I juga terjadi berbagai tahapan, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.Leptoten adalah proses ketika benang-benang kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom homolog. Zigoten terjadi ketika kromosom homolog saling berdekatan dan berpasangan. Tahap selanjutnya adalah pakiten, yaitu terjadinya penggandaan atau replikasi kromosom. Kemudian, terjadi diploten atau pindah silang dan tempat persilangan antara kedua lengan kromosom yang disebut kiasma. Terakhir adalah tahapan diakinesis, yaitu ketika benang-benang gelendong atau spindel terbentuk.
Sumber gambar (https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pembelahan-sel-dengan-meiosis-2488/#:~:text=Ini%20terdiri%20dari%20dua%20macam,menjadi%20setengah%20dalam%20sel%20anak.)Fase Meiosis II Fase ini merupakan siklus kedua dari proses meiosis dan mirip dengan proses mitosis. Bedanya adalah sel yang mengalami pembelahan bersifat haploid, bukan diploid. Dalam fase II ini, jumlah kromosom yang dipertahankan konstan selama reproduksi seksual. Proses ini juga menghasilkan variasi genetik karena persilangan.
Sumber gambar (https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pembelahan-sel-dengan-meiosis-2488/#:~:text=Ini%20terdiri%20dari%20dua%20macam,menjadi%20setengah%20dalam%20sel%20anak.)
B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi Manusia
Organ Reproduksi pada Laki-laki
Alat reproduksi pada laki-laki ada dua macam, yaitu alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam. Untuk alat reproduksi luar terdapat diluar tubuh yang dapat diamati secara langsung yaitu penis dan skrotum.Sedangkan alat reproduksi dalam merupakan alat reproduksi yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamaati secara langsung.Yang termasuk alat reproduksi dalam yaitu testis, saluran sperma, dan kelenjar reproduksi (meliputi Vesikula Seminalis, Kelenjar Prostat, dan Kelenjar Cowper).Sebagai tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah keluarnya cairan mani dari penis. Keluarnya mani terjadi pada saat anak laki-laki mimpi basah, umumnya terjadi pada usia 10-14 tahun.
Alat reproduksi pada laki-laki ada dua macam, yaitu alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam. Untuk alat reproduksi luar terdapat diluar tubuh yang dapat diamati secara langsung yaitu penis dan skrotum.Sedangkan alat reproduksi dalam merupakan alat reproduksi yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamaati secara langsung.Yang termasuk alat reproduksi dalam yaitu testis, saluran sperma, dan kelenjar reproduksi (meliputi Vesikula Seminalis, Kelenjar Prostat, dan Kelenjar Cowper).Sebagai tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah keluarnya cairan mani dari penis. Keluarnya mani terjadi pada saat anak laki-laki mimpi basah, umumnya terjadi pada usia 10-14 tahun.
Organ Rproduksi pada Perempuan
Seperti halnya alat reproduksi laki-laki, pada alat reproduksi perempuan juga dibedakan atas alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.Alat reproduksi perempuan yang terletak di luar yaitu vulva dan labium.Sedangkan alat reproduksi perempuan yang terletak di dalam yaitu ovarium saluran reproduksi yang terdiri atas Saluran Telur, Rahim, dan Vagina.
Seperti halnya alat reproduksi laki-laki, pada alat reproduksi perempuan juga dibedakan atas alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.Alat reproduksi perempuan yang terletak di luar yaitu vulva dan labium.Sedangkan alat reproduksi perempuan yang terletak di dalam yaitu ovarium saluran reproduksi yang terdiri atas Saluran Telur, Rahim, dan Vagina.
C. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Pencegahannya
Kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia. Antara lain: HIV/AIDS, Gonore (GO), Sifilis (Raja Singa),dan Herpes Simplex Genitalis. Selain itu juga Keputihan pada perempuan, dan Epididimitis pada laki-laki.Kebersihan alat reproduksi yang kurang terjaga mudah terjangkit penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, dan parasit lainnya.Selain itu penyakit sistem reproduksi juga dapat terjadi akibat pergaulan bebas dan penggunaan narkoba.Guna mencegah terjadinya penyakit pada alat reproduksi, sebaiknya menjaga kebersihannya dan menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan narkoba.
Bab 2 Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan
A. Perkembangbiakan pada Tumbuhan
Perkembangbiakan Tumbuhan Angiospermae
Tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang memiliki ciri bakal biji berada dalam bakal buah (ovarium).
Jenis tumbuhan Angiospermae mengalami perkembangbiakan secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif adalah cara perkembangbiakan tumbuhan dengan menggunakan bagian dari tumbuhan. Baik perkembangbiakan tanpa bantuan manusia (secara alami) maupun dengan bantuan manusia.
Jenis tanaman yang mampu melakukan perkembangbiakan vegetatif secara alami adalah rhizome, geragih, umbi lapis,umbi batang dan kuncup adventif daun.
Sedangkan perkembangbiakan vegetatif dengan buatan manusia dengan cara cangkok, merunduk, setek, menyambung dan okulasi.
Pada perkembangbiakan generatif sel sperma dan sel telur mengalami fertilasi, sehingga terbentuk embrio yang tersimpan pada biji. Sehingga biji dapat tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan baru.
Perkembangbiakan generatif terjadi dengan cara penyerbukan (polinasi), pembuahan (fertilisasi) dan penyebaran biji.
Perkembangbiakan Tumbuhan Gymnospermae
Tumbuhan Gymnospermae adalah tumbuhan yang bijinya tidak tertutup kulit buah atau berbiji terbuka. Contohnya tumbuhan pinus, pakis haji dan phon ginkgo.
Jenis tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga, tetapi memiliki alat perkembangbiakan generatif yang disebut strobilus atau runjung.
Pada tumbuhan pinus dan melinjo terapat dua jenis strobilus yaitu strobilus jantan dan strobilus betina.
Perkembangbiakan Tumbuhan Paku
Jenis tumbuhan paku tidak berkembangbiak dengan menggunakan bunga, melainkan menggunakan spora.
Namun demikian tumbuhan paku dapat berkembangbiak secara vegetatif maupun generatif.
Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut
Lumut adalah tumbuhan hijau yang terdapat di atas bebatuan, yang hidup di daerah yang lembap.
Pada satu jenis lumut memiliki anteridium yang menghasilkan sel sperma dan arkegonium yang dapat menghasilkan ovum.
Lumut juga dapat mengalami perkembangbiakan vegetative melalui kuncup atau gemmae dan melakukan fragmentasi.
Teknologi Perkembangbiakan pada Tumbuhan
Seiring perkembangan teknologi pertanian, muncul pula ide-ide perkembangbiakan tumbuhan, misalnya dengan cara hidroponik, vertikultur, dan kultur jaringan tumbuhan.
Hidroponik adalah cara menanam dengan media larutan nutrisi dan mineral dalam air tanpa menggunakan media tanah.
Vertikultur adalah metode budidaya tanaman dengan membuat instalasi bertingkat (vertikal) untuk meningkatkan jumlah tanaman.
Kultur jaringan tumbuhan adalah metode mengembangbiakkan tanaman dengan cara mengambil suatu bagian dari tanaman.
B. Perkembangbiakan pada Hewan
Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
Terdapat hewan yang berkembang biak aseksual dengan membentuk tunas untuk menghasilkan keturunan. Contohnya, ubur-ubur dan hydra sp.
Adapula hewan yang berkembang biak aseksual dengan cara fragmentasi. Yaitu pematahan tubuh induk kemudian membentuk bagian tubuh yang lain. Akhirnya potongan tubuh tersebut menajdi individu baru dengan bagian tubuh yang lengkap.
Terakhir perkembangbiakan aseksual dengan cara partenogenesis yang dapat terjadi pada lebah, semut, kutu air, dan kutu daun.
Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
Merupakan proses perkembangbiakan melalui perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina.
Perkebangbiakan ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu hewan vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
Hewan vivipar adalah hewan yang melahirkan, ovipar hewan yang bertelur dan ovovivipar adalah hewan yang bertelur dan melahirkan.
Perkembangan Hidup Hewan
Tahap perkembangan hidup pada hewan mulai dari embrio, proses kelahiran, perkembangan menuju kedewasaan, berkembang biak, dan mati.
Terdapat hewan muda yang menuju kedewasaan tidak banyak mengalami perubahan fungsi dan struktur organ tubuh. Hewan muda hanya mengalami pertambahan ukuran sehingga menjadi besar, yang dikenal dengan perkembangan langsung.
Namun ada pula hewan muda memiliki struktur dan fungsi organ tubuh berbeda dengan hewan dewasa. Agar sama dengan hewan dewasa, hewan muda berkembang melalui tahapan tertentu, yang dikenal dengan perkembangan metamorfosis.
Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan
Salah satu metode teknologi perkembangbiakan pada hewan adalah dengan melakukan kawin suntik atau inseminasi buatan.
Manfaat dari inseminasi buatan antara lain efisien waktu, efisien biaya, dan juga dapat memperbaiki kualitas pada hewan.
Bab 3 Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
A. Molekul yang Mendasari Pewarisan Sifat
Materi Genetik
Setiap ciri atau sifat yang diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya merupakan warisan materi genetik.
Sehingga materi genetik memgang peranan penting dalam pewarisan sifat, seperti warna kulit, rambut, hidung, mata, bahkan penyakit tertentu.
Struktur DNA dan RNA
DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan asam nukelat yang didalamnya terdapat suatu sel makhluk hidup. DNA memiliki struktur seperti suatu untai ganda yang membentuk heliks atau bentuk ulir.
Sedangkan RNA (ribonucleic acid) merupakan rangkaian nukleotida yang saling terhubung seperti rantai.
Peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat
Dalam pewarisan sifat dikenal istilah sifat dominan dan dan sifat resesif. Sifat dominan adalah karakter yagn mempu mengalahkan atau menutupi karakter yang lain. Sedangkan resesif adalah karakter yang kalah.
B. Hukum Pewarisan Sifat
Persilangan Monohibrida (satu sifat beda)
Hukum Mendel 1 (hukum segregasi), pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alela secara bebas dari diploid menajdi haploid.
Persilangan Dihibrida (dua sifat beda)
Hukum Mendel 2. Menyatakan bila dua individu mempunyai dua atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pasangan sifat lainnya. Dengan kata lain, alela dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi.
C. Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dan Kelainan Sifat yang Diturunkan
Pewarisan Warna Kulit
Warna kulit dikode dengan gen, misalnya gen A, B, C yang mengode pembentukan pigmen kulit yaitu pigmen melanin.
Pewarisan Tipe Perlekatan Cuping Telinga
Cuping telinga dikontrol oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga terpisahdan gen guntuk cuping telinga melekat.
Pewarisan Bentuk Rambut
Seperti halnya warna kulit dan telinga, bentuk rambut juga dikode oleh gen.
Terdapat dua macam gen yaitu gen C (dominan) mengode rambut keriting dan gen s (resesif) mengode rambut lurus
Pewarisan Bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi
Gen pengontrol bentuk pertumbuhan rambut pada dahi dikenal dengan gen W (window’s Peak). Tumbuhnya rambut seperti huruf “V” dikontrol oleh gen W (dominan), sedangkan yang tidak seperti huruf “V” dikontrol oleh gen w.
Perwarisan Kelainan Buta Warna
Kelainan buta warna diakibatkan gen yang berda pada kromosom kelamin X.
Seorang perempuan akan menderita buta warna apabila kedua kromosom X mengandung gen buta warna. Sedangkan pada laki-laki juka kromosom X mengandung buta warna, maka akan menderita buta warna.
Pewarisan Kelainan Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan dengan ciri darah penderita susah menggumpal ketika terjadi luka pada bagian tubuh.
Gen hemofilia terletak pada kromosom X yang ditandai dengan lambing Xh.
Jika wanita memiliki salah satu kromosom yagn mengandung hemofilia, maka ia akan menjadi pembawa kelainan hemofilia.
Sedangkan laki-laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang mengandung hemofilia.
D. Penerapan Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Makhluk Hidup
Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tanaman
Dalam rangka pewarisan sifat dalam pemuliaan tanaman telah dilakukan dengan menyiapkan bibit unggul lewat varietas hibrida.
Varietas hibrida adalah jenis tanaman yang merupakan keturunan dari persilangan dua atau lebih tanaman dengan ciri genetik berbeda. Contohnya padi dan jagung hibrida.
Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan hewan
Upaya pewarisan sifat sangat penting dalam pemuliaan hewan agar diperoleh hewan ternak dengan kualitas tinggi.
Misalnya ayam yang dapat menghasilkan telur yang banyak dan daging yang berkualitas. Sapi agar menghasilkan susu dan daging yang berkualitas pula.
Bab 4 Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Konsep Listrik Statis
Muatan Listrik
Atom tersusun atas partikel sub atom yaitu proton (bermuatan positif), neutron (tidak bermuatan), dan elektron (bermuatan negatif).
Jika suatu benda yang bermuatan posisif didekatkan dengan benda bermuatan negatif akan tarik menarik.
Sebaliknya benda bermuatan positif didekatkan dengan benda bermuatan positif akan tolak menolak.
Begitu pula dengan benda bermuatan negatif didekatkan dengan benda bermuatan negatif juga akan tolak menolak.
Hukum Coulomb
Semakin besar jarak benda yang bermuatan, semakin kecil gaya listrik antara benda tersebut dan sebaliknya.
Semakin besar muatan kedua benda, semakin besar gaya listrik antara benda tersebut.
Medan Listrik
Merupakan daerah sekitar muatan yang dapat menimbulkan gaya listrik terhadap muatan lain.
Arah garis gaya listrik ke dalam menunjukkan muatan listrik negative, dan arah ke luar menunjukkan muatan positif.
Beda Potensial dan Energi Listrik
Besarnya beda potensial listrik diperhitungkan dengan membandingkan besar energi listrik yang diperlukan dengan jumlah muatan listrik yang dipindahkan.
B. Penerapan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
Kelistrikan pada sel saraf
Sistem kelistrikan pada tubuh hanya berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh.
Sel saraf menghantarkan impuls sebab terjadi pertukaran ion did lam dan di luar membaran sel saraf.
Hewan-hewan Penghasil Listrik
Jenis hewan yang menghasilkan listrik merupakan impuls rangsang dalam tubuhnya dalam rangka menanggapi rangsangan.
Hewan yang menghasilkan listrik antara lain ikan belalai gajah, ikan pari listrik, hiu kepala martil, echidna, belut dan lele listrik.
Penggunaan Listrik Statis dalam Teknologi
Dalam kehidupan sehari-hari, teknologi listrik statis sering digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain:
- pengendap elktrostatis pada cerobong asap
- pengecatan mobil
- mesin foto kopi
Materi IPA Kelas 9 Semester 1 Kurikulum 2013 Revisi 2018
Bab 5 Listrik Dinamis dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Konsep Listrik Dinamis
Arus Listrik
Terjadinya arus listrik karena adanya beda potensila listrik. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan arah elektron dari kutub negatif ke positif.
Pada rangkaian listrik tertutup besar arus listrik dengan menghitung besar muatan listrik yang mengalir pada rangkaian setiap detiknya. Materi IPA Kelas 9 Semester 1 Kurikulum 2013 Revisi 2018.
Hantaran Listrik
Setiap bahan memiliki daya hantar listrik yang berbeda-beda. Tembaga dan perak merupakan penghantar listrik paling baik, sedangkan plastik dan karet tidak dapat menghantarkan listrik.
Bahan yang dapat menghantarkan listrik disebut dengan konduktor, yang tidak dapar menghantarkan listrik disebut isolator.
Sedangkan bahan jika pada suhu dingin bersifat isolator dan suhu panas bersifat konduktor disebut bahan semikonduktor listrik.
Rangkaian Listrik
Menyala atau tidaknya lampu listrik tergantung pada rangkaian listrik.
Rangkaian listrik yang tidak memiliki percabangan kabel disebut rangkaian seri, dan yang memiliki percabangan kabel disebut rangkaian paralel.
Karakteristik Rangkaian Listrik
Menurut hokum Kirchcoff, besar arus listrik yang masuk ke dalam titik cabang kawat penghantar nilainya sama dengan arus yang keluar.
Pola pemasangan hambatan listrik akan berpengaruh pada besar kecilnya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut.
Pada rangkaian seri kuat arusnya bernilai sama tetapi tegangannya berbeda-beda. Sebaliknya pada rangkaian paralel tegangan listrik bernilai sama, namun kuat arusnya berbeda.
Sumber Arus Listrik
Terdapat dua jenis sumber energi listrik, yaitu sumber arus searah (direct current =DC) dan arus bolak balik (Alternating Curent=AC).
Sumber-sumber Energi Listrik
Karena keterbatasan minyak bumi maupun batu bara, maka listrik dapat diperoleh dari berbagai sumber energi.
Antara lain, energi matahari, angin, panas bumi, air dan bioenergi.
Materi IPA Kelas 9 Semester 1 Kurikulum 2013 Revisi 2018
B. Penggunaan Energi Listrik, Upaya Penghematan, dan Pencegahan Bahaya Penggunaannya
Penggunaan Energi Listrik di Lingkungan Sekitar
Selain untuk lampu, energi listrik juga digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan.
Adapun perhitungan biaya listrik dilakukan dengan mengalikan energi listrik yang dipakai dengan tarif dasar listrik per kWh.
Upaya Penghematan Energi Listrik
Menghemat energi listrik tidak hanya menghemat pengeluaran, namun juga dapat mengurangi terjadinya global warming.
Sebab pembangkit listrik yang menggunakan batu bara mengakibatkan emisi karbon bertambah besar.
Upaya penghematan dapat dilakukan dengan menggunakan listrik seperlunya, serta menggunakan lampu LED.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar